Minggu, 02 Januari 2005

In Memoriam I (AGUSTUS 1996)

Kertas Putih Itu...

Untukmu yang telah damai dalam peluk-NYA(270976-070897) 

"Kamu rindu Ibu...?" Itu sapaan pertama yang kudengar dari bibir mungilmu, waktu acara OSPEK mahasiswa baru di kampus FIS. Sebenernya aku tak pernah ingin menangis di hadapan wajah-wajah congkak seniorku, tapi caramu bertanya dengan penuh kelembutan membuatku ga sanggup menahan air mata, akhirnya tangisku pecah juga. Hik....gagal dech aku jadi orang yang kuat di hadapan kalian, padahal senior yang lain sempet kalang kabut gara-gara aksi mogok makanku, gara-gara pertanyaan kamu, jadi keliatan dech kalau aku sebenernya juga bisa nangis, ga seangkuh yang mereka kira. Sebelllll...., ada perasaan aneh juga saat kamu berikan selembar tissue sambil ucap lirih "aku akan melindungi kamu", ga berani GR sich..., abis aku sadar, aku bukan orang istimewa untuk di sukai orang seperti kamu. 
Tapi kok....tiba-tiba aja malem berikutnya kamu dah nongol di kostku, nawarin bantuan mbuatin makalah P4 ??, siapa berani nolak ya ??. Satu hal yang paling buat aku kaget, sewaktu mba kostku bertanya, "kok adeknya ga dititipin sama kami??", dengan tenang kamu jawab "Cukup aku yang akan menjaganya". Wow..., tak pikir "ini orang kok sok romantis amat sich ?? padahal aku sama dia belom ada apa-apa ??". Dan akhirnya...beberapa minggu kemudian kita jadian dech... 
"Jika aku telah jadi kertas putih, ijinkan aku akan kembali padamu...", itu ucapmu padaku di antara kokohnya gedung-gedung kampus kita. Saat kita berdua memutuskan untuk melangkah di jalan masing-masing. Aku hanya bisa tersenyum, ga ingin jawab apa-apa, abisnya perumpamaan yang kamu pakai terlalu sulit untuk aku urai. 
Hingga pada akhirnya, aku mengerti..., tapi semua sudah terlambat..., aku tidak ingin menyesalinya, karena mungkin ini sudah jalan_NYA, kertas putih itu, adalah bukti sayangmu padaku, kertas itu menjelma menjadi helaian kain kafan yang menjadi pakaian terakhirmu menuju pembaringan terakhir....

"Selamat jalan duhai wajah yang pernah menjadi penghias mimpiku, semoga damai engkau dalam peluk_NYA, terimakasih untuk cinta yang pernah kau beri untukku..., aku tak mampu memberi apa-apa, hanya untaian do`a yang dapat kukirim untukmu...."

Tidak ada komentar: