Sabtu, 08 Mei 2004

SAJAK ULANG TAHUN

Kubujuk usiaku sebelum usai bulan Agustus
"Tidakkah engkau sabar menunggu barang sedetik
sebelum kuusaikan doa singkatku?"
"Tuhan," kataku lirih
"Gemetar tubuhku berdebar bersama jantungku.
Oh, aku masih hidup, ternyata!"
Hari-hari melangkahi usia, memburu imanku, mengejar hari esokku
Di mana kini aku berada?
Kutercenung sejenak membayangkan sebuah hari
ketika malaikat memberi sapa
"Man robbuka?" [Siapa Tuhanmu?]
"Man dimuka?" [Apa agamamu?]
"Man qiblatuka?" [Ke mana kiblatmu?] maka gemetar ruhku
"Siapa Tuhanku? Ya, ya Allah Tuhanku!"
"Agamaku? Islam, agamaku!"
"Kiblatku? Ya, ya, ke mana kiblatku, ya Tuhanku?"
maka aku pun mesti istirah
sebelum siksa-Mu menimpa ruh dan jasadku
Tik... tak... tik... tak...
Kubujuk usiaku
"Tidakkah engkau sabar menunggu barang sedetik
sebelum kuusaikan doa singkatku?"
Tik... tak... tik... tak...
hari-hari pun terhimpun detik demi detik
Hanya sekelumit yang bisa kunikmati
Waktu pun tersia-sia menjadi masa lampau
Tik... tak... tik... tak..
Waktu mengingatkan Bahwa usia tak bisa dibujuk
Merangkaki lingkaran waktu Membelah tiga dimensi
Dulu, Kini, dan Esok
Menuju hari abadi

Moch. Djoko Yuwono

.::: Puisi ini aku persembahkan untuk sahabatku bebz dan rika, selamat ulang tahun sahabat, semoga tercapai apa yang menjadi citamu :::.

Tidak ada komentar: