Rabu, 06 Oktober 2004

Jangan Takut Kehilangan

"Bila kamu mencintai seseorang, biarkan ia pergi. Bila kembali selamanya ia menjadi milikmu" (Glass Shoes). 
Ini kata-kata yang sering kita dengar. Dimana bila kita mencintai seseorang, kita akan berkorban apapun untuk yang kita cintai, termasuk membiarkan kekasihnya mencintai yang lain. Ini adalah sebuah pengorbanan. Hidup kadang membuat kita kecewa. Keinginan tidak tercapai, harapan tidak terwujud, sesuatu luput, kehilangan orang-orang terkasih membuat kita kecewa. Menangis, mengutuki takdir yang ada, dan mengklaim sebagai manusia paling menderita di dunia. 

Hidup adalah perjuangan, begitu kata Ibu Kartini. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai kemauan. Tetapi tidak semua keinginan terbukti, tidak setiap yang kita mau tercapai. Dan tidak mudah memang melapangkan dada menerima satu kehilangan. Apa yang menjadi jatah kita didunia, entah itu rizki, jabatan, kedudukan pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan bisa dimiliki meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS Al-Hadid ;22-23)

Dalam hal bercinta juga. Kadang kita merasa frustasi andai kita putus cinta. Dunia hampir kiamat begitu katanya. Selalu kita berharap bahwa pacar kita adalah jodoh kita kelak. Kadang kita sadar atau tidak bahwa itu sama saja dengan mendikte Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharoh tetapi kita malah mendiktenya: pokoknya harus dia ya Allah, harus dia, karena aku sangat mencintainya. Disitu seakan kita yang menentukan segalanya, kita telah memilih dengan paksa. Dan akhirnya kalaupun Allah mengabulkannya maka tidak selalu yang terbaik. Bisa jadi Allah mengabulkan tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah karena niat kita yang terkotori.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (Q.S.Al Baqoroh : 216).

Jangan takut kehilangan. Jangn berlarut dalam derita nestapa berkepanjangan terhadap yang luput darimu. Kita harus mencari apa yang diperlukan di dunia juga diperlukan di akherat kelak karena seorang muslim tidak hanya hidup di dunia, tetapi menjadikan dunia untuk bekal di akherat kelak. Bila jiwa kita terguncang datanglah ke Allah. Temukan cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Mantapkan kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majelis ilmu, majelis dzikir yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa. Lapangkan hati untuk suatu kehilangan dan terbukalah atas ketentuan Allah. Cinta Allah selalu bersamamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu andai kamu selalu mendekatkan diri pada-NYA.

.:: Sahabat..... Terimakasih untuk semua nasehatmu, semoga artikel ini berguna untuk tyas atau siapapun yang membacanya ::.